Opini ! Sudirman, Ketua Umum HMI MPO Cabang Mataram Periode 2024 – 2025.

Dalam konteks sejarah HMI lahir pada 5 februari tahun 1947 di Yogyakarta, berjarak dua tahun sesudah Indonesia merdeka dengan semangat yang membara juga dengan tujuan awalnya yang secara tegas diungkapkan oleh Ayahanda Lafran Pane yaitu mempertahankan Negara Republik Indonesia dan Mempertinggi Derajat Rakyat Indonesia Serta Menegakkan dan Mengembangkan Nilai-Nilai Ajaran Islam.

Ditengah kelahirannya, HMI diperhadapkan dengan situasi dan kondisi yang tidak menentu, tetapi dengan spirit juang yang tinggi HMI tidak pernah redup apalagi mundur di setiap langkah perjuangannya.

Sejalan dengan perkembangan waktu, memasuki era Orde Baru dengan gaya serta pola kepemimpinan Rezim otoriter Soeharto yang memaksa kehendak melakukan penerapan azas tunggal Pancasila bagi semua Organisasi, sehingga sebagai akibatnya HMI pada saat itu mengalami kondisi perpecahan internal (Dualisme).

Dengan demikian menjadi bahan perenungan kolektif kader HMI atas semua dinamika perjalanan Rumah tua ( Himpunan Mahasiswa Islam ) yang sekarang sudah memasuki umurnya yang ke-78 tahun. Kongkritnya, akan seperti apa dan kemana arah gerak HMI kedepannya ditangan Aktivis Muda HMI hari ini ? Sementara kondisi sekarang sungguh memprihatinkan. Meminjam makna dari ungkapan Kanda Ubedilah Badrun dalam bukunya Radikalisasi Gerakan Mahasiswa : Kasus HMI MPO, bahwa betapa sulitnya mencari idealisme dan perlawanan ditengah Radikalisasi Gerakan Mahasiswa. Sangat linier juga hari-hari ini yang kita lihat, dimana perjuangan aktivis HMI selalu berorientasi pada kepentingan praktis akibatnya idealisme dan perlawanan atas tata kelola pemerintahan yang tidak berpihak pada kaum Mustadhafin terkuburkan.

Pada momentum Milad HMI yang ke-78, Refleksi dan Proyeksi menjadi pijakan HMI KATALISATOR kita bahwa warisan Pemikiran, Spirit, juga nurani dari Ayahanda Lafran Pane menjadi sebuah keniscayaan bagi kader-kader HMI hari ini untuk tetap terus menjaga, mempertahankan dan mengembangkannya.