KKN Tematik UM Bima Gelar Seminar dan PMT Bubur Jagung untuk Cegah Stunting di Kelurahan Rontu
Kota Bima — Di tengah upaya Indonesia mewujudkan Indonesia Emas 2045, permasalahan stunting masih menjadi ancaman serius bagi kualitas generasi penerus bangsa. Menyadari urgensi tersebut, Posko KKN 28 Kelurahan Rontu, Kota Bima, menggelar Seminar Pencegahan Stunting dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada Jumat (26/7/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh 25 ibu balita sebagai peserta utama.Acara menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidang gizi. Ibu Ainun Jariah, S.Tr.Gz., M.K.M., Kepala KB Ainar Kelurahan Rontu, memaparkan pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil dan balita. Sementara Ibu Nur Khusnul Hatimah, S.K.M., M.Kes., Dosen Fakultas Kesehatan Prodi Gizi Universitas Muhammadiyah Bima sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan KKN, menguraikan strategi pencegahan stunting berbasis pangan lokal serta peran keluarga dalam mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.

PMT yang dibagikan berupa bubur jagung bergizi yang terbuat dari beras, wortel, jagung, buncis, daun bawang, susu full cream, dan ayam suwir. Menu ini dirancang untuk memberikan asupan karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan serat yang dibutuhkan anak-anak. Menurut panitia, hidangan ini menjadi bukti bahwa pemenuhan gizi dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi pangan lokal yang bergizi dan mudah dijangkau masyarakat.
Pemerintah pusat menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada 2024 sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Kota Bima diharapkan mengambil peran aktif untuk mendukung pencapaian target tersebut. Bappenas mengingatkan, jika masalah stunting tidak ditangani, kerugian ekonomi dapat mencapai 2–3% dari PDB per tahun akibat turunnya produktivitas kerja di masa depan.
Sumber: Umratul FatihaMahasiswa dan Mahasiswa KKN Tematik Universitas Muhammadiyah Bima Tahun 2025, Fakultas Kesehatan, Prodi Gizi. Posko Rontu Kota Bima
Melalui kegiatan ini, KKN Tematik UM Bima berharap terbentuk kesadaran kolektif bahwa pencegahan stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor—mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, hingga keluarga. Edukasi gizi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan dukungan bagi ibu hamil serta balita diharapkan menjadi program berkelanjutan demi mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045.
