Portalmadani.com || Bima, NTB — Puluhan massa dari Laskar Living Law menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolres Bima Kota pada Senin (28/4/2025), menuntut penetapan Ismail, seorang oknum kepala desa di Kecamatan Langgudu, sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen yang telah naik ke tahap penyidikan sejak tahun lalu.

Koordinator aksi, Rimba Negara, menyatakan bahwa alat bukti dalam kasus tersebut telah memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP, termasuk bukti surat, keterangan saksi, keterangan ahli, dan petunjuk. Namun, hingga kini, Ismail belum ditetapkan sebagai tersangka.

“Jika kendalanya adalah soal biaya, saya siap menghibahkan uang sebesar Rp.500 juta kepada Kanit Pidum dan penyidik pembantu, Rimba Negara siap memberikan uang jika syarat nya keadilan butuh uang,” ujar Rimba Negara dari atas mimbar aksi.

Menanggapi tuntutan tersebut, Kasat Reskrim Polres Bima Kota yang baru, AKP Dwi Kurniawan, menyampaikan apresiasi atas aspirasi yang disampaikan dan berjanji akan menindaklanjuti kasus ini.

“Dalam waktu satu minggu ke depan, kami akan menggelar ulang perkara ini dan saya akan perintahkan Kanit Pidum serta penyidik pembantu untuk menanganinya,” ujar AKP Dwi Kurniawan.

Ia juga menegaskan bahwa kasus ini akan dikawal dengan serius dan menjamin bahwa tidak ada yang kebal hukum.

“Kami akan kawal kasus ini secara profesional. Semua orang sama di hadapan hukum,” tegasnya.

Menutup aksi, Rimba Negara kembali mengingatkan agar Kasat Reskrim yang baru tidak menjadi korban atas persoalan yang ditinggalkan pejabat sebelumnya.

“Jangan sampai Kasat lama yang menerima keuntungan, tapi yang menjadi korban adalah Kasat baru. Jangan sampai Kasat Lama yang makan uang, Kasat Reskrim Baru yang menanggung beban nya. Kami akan mengawal Pak Kasat datang dengan kepala tegak dan pulang dengan kemuliaan. Bila perlu, kami bentangkan tikar merah untuk mengantarkan bapak kembali di tempat asal,” tutup Rimba Negara.