Pada tanggal 2 mei 2025, HMI MPO melakukan demostrasi di depan kantor DPRD provinsi ntb dengan beberapa tuntutan yang di pressure salah satunya kaitan dengan harga jagung yang anjlok (tidak di beli sesuai harga yang diatur oleh pemerintah pusat).

Dan lagi-lagi gerakan mahasiswa mendapatkan tindakan brutal oleh pihak kepolisian yang berada di lokasi demontrasi (POLRES KOTA MATARAM), Kemudian hal ini sangat disayangkan yang dimana pihak kepolisian tidak mampu untuk koperatif dalam mengimplementasikan TRI-darma kepolisian yaitu UUD Nomor 2 Tahun 2002 yang mengatur tugas dan fungsinya kepolisian iyalah memelihara keamanan dan ketertiban, menegaskan hukum, memberikan perlindungan dan pengayoman.

Namun dalam pandangan Anjas Arianto selaku Eks Sekretaris Umum HMI MPO CABANG MATARAM, bahwa oknum kepolisian yang bertugas pada saat demostrasi HMI MPO CABANG MATARAM pada tanggal 2 Mei 2025 di depan kantor DPRD provinsi NTB telah menjadi tameng kepemerintahan saat ini, Sehingga upaya kepolisian untuk membungkam gerakan mahasiswa iyalah dengan melakukan tindakan brutal.

” Sebagai eks sekretaris umum HMI MPO CABANG MATARAM Saya mendesak POLDA NTB untuk taati SOP dan segera panggil dan adili oknum kepolisian yang melakukan pemukulan terhadap kader HMI MPO CABANG MATARAM. ” Tegas Anjas

Dalam kejadian tersebut, 3 orang kader HMI MPO Cabang Mataram mengalami luka parah sampai berdarah, atas insiden tersebut membuat Eks Sekretaris Umum HMI Cabang Mataram menyatakan mosi tidak percaya lagi terhadap institusi kepolisian yang di mana setiap gerakan mahasiswa selalu di bungkam oleh beberapa oknum kepolisian.

” Tentunya bila mana pihak kepolisian bertugas dengan sunguh-sunguh dalam menjaga demontrasi saat itu, Maka mereka istilahnya harus sebagai jembatan dalam mempertemukan massa aksi dengan pihak DPRD provinsi NTB saat itu. Namun fakta lapangan pihak polisi POLRES KOTA MATARAM telah menunjukkan watak yang tidak manusiawi (melakukan tindakan brutal terhadap kader HMI MPO Cabang Mataram). ” Tutupnya