Mahasiswa UIN Mataram & UIN SGD Bandung Sulap Limbah Kopi Jadi Pupuk Organik

Lombok Utara, (Portalmadani) – Inovasi ramah lingkungan kembali lahir dari tangan mahasiswa. Sejumlah peserta Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) dari UIN Mataram dan UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung berhasil mengubah limbah kulit kopi yang selama ini terabaikan menjadi pupuk organik bernilai guna tinggi.

Inisiatif ini muncul saat mahasiswa membantu proses penggilingan kopi bersama kelompok tani Lembah Hijau di Dusun Leong Barat. Ketua kelompok tani Samsul David, mengaku sebelumnya limbah kulit kopi hanya menumpuk tanpa pemanfaatan.

“Kalau dibiarkan, kulit kopi jadi masalah karena menumpuk begitu saja. Dengan adanya pelatihan ini, limbah tersebut bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat,” jelas Samsul pada Minggu (17/08)

Program yang dilaksanakan di Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Warga yang sebelumnya hanya membuang kulit kopi sebagai sampah kini bisa memanfaatkannya sebagai bahan pupuk untuk menunjang pertanian.

“Selama ini kulit kopi hanya menumpuk dan dianggap tidak berguna. Padahal jika diolah dengan benar, ia bisa menjadi pupuk organik yang menyuburkan tanah dan ramah lingkungan,” ujar salah satu mahasiswa KKP.

Proses pengolahan dilakukan melalui metode fermentasi sederhana dengan memanfaatkan bahan alami. Hasilnya berupa pupuk organik yang dapat meningkatkan kualitas tanah serta mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.

Kepala Desa Tegal Maja menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa tersebut. Menurutnya, langkah ini bukan hanya membantu petani, tetapi juga menjadi solusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah kopi.

Selain produksi pupuk, para mahasiswa juga memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai cara pengolahan dan pemanfaatan limbah organik lainnya. Dengan begitu, diharapkan pengetahuan tersebut bisa diterapkan secara berkelanjutan meski program KKP telah usai.

Inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi mahasiswa dengan masyarakat dapat menghadirkan terobosan sederhana namun berdampak besar, baik bagi lingkungan maupun sektor pertanian lokal.

Pelatihan dan Pendampingan

Mahasiswa menyelenggarakan pelatihan dua tahap, mulai dari penyampaian materi mengenai potensi kulit kopi hingga praktik langsung pembuatan pupuk. Petani diajak mempelajari proses pencampuran bahan serta teknik fermentasi yang tepat.

Antusiasme warga terlihat tinggi, apalagi kegiatan ini juga mendapat dukungan dari UPTD Pertanian setempat sehingga hasil pelatihan lebih terarah dan aplikatif.

Manfaat Jangka Panjang

Program ini dinilai membuka peluang baru bagi petani. Selain menekan persoalan limbah, hasil olahan pupuk organik dapat meningkatkan kualitas lahan sekaligus menambah nilai ekonomi.

Samsul berharap, keberhasilan pengolahan kulit kopi bisa menjadi inspirasi untuk pemanfaatan limbah pertanian lain seperti cengkeh, kakao, maupun durian.

Langkah mahasiswa KKP ini membuktikan bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat mampu melahirkan solusi nyata: mengubah permasalahan lingkungan menjadi peluang usaha berkelanjutan. (Fen)

Share and Enjoy !

Shares

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.